Gumalan Rakyat Jelata
Last updated
Last updated
Di sebuah antah berantah yang dipimpin oleh raja tua dan seorang ajudan muda yang menjadi kepercayaan raja, ekspetasi kehidupan yang makmur dengan kekayaan alam dari Tuhan yang melimpah ruah, namun sumber daya alam itu belum dapat dikelola dengan bijak.
Para selir dan pembantu raja juga begitu banyak jumlahnya, meskipun Raja tua itu mengerti, sejumlah pembantunya tidak bisa apa-apa. Istananya hanya jadi tepat pesta pora dan foya foya. Perbincangan rakyat jelata makin riuh, protes dan kritik soal upeti yang diminta raja meningkat jumlahnya. "Tutup mulutmu, apa kerjamu, "? gumalan dalam hati rakyat jelata. Itu hanya sebatas gumalan rakyat jelata, yang merasa tertindas dengan pungutan upeti 1/2 dari hasil panen.
Pemungutan upeti yang memaksa tanpa imbal balik dengan ketentraman bagi rakyat jelata membuat riuh keadaan. Hingga akhirnya keadaan itu sampai ke telinga raja.
Rajapun bertihta "Aku adalau perwakilan Dewa di Bumi Antah Berantah, kerja keraslah rakyatku untuk kemakmuran Antah berantah XYZ". Tihta itu mendinginkan gumalan rakyat jelata, tanpa disadari itu upaya menjaga kedaulatan kerajaan.
(Disclaimer: Tulisan ini bukan hasil generated AI)